Selasa, 04 November 2008

Kopi Luwak West Lampung

  • Akhir-akhir ini publi-kasi kopi luwak cukup santer di Stasiun Tele visi Nasional, menyusul publikasi serupa dari Stasiun TV luar negeri, tapi apa sebenarnya kopi Luwak itu?
    Dalam beberapa tahun terakhir ini, kemashuran kopi Luwak Indonesia telah menjadi bahan pembicaraan di beberapa kafe di Dunia terutama di London dan Negara-negara Persemakmuran seperti Hongkong, Singapura dan sebagainya. Hal ini tidak terlepas dari jasa David Cooper pencipta kopi “Caffe Raro” yang berasal dari racikan kopi Blue Mountain dari Jamaica dengan Kopi Luwak Indonesia.
    Kopi Luwak adalah jenis kopi biasa yang telah dimakan oleh hewan bernama luwak atau musang. Di dalam system pencernaan Luwak, biji kopi tidak dapat dicerna secara sempurna sehingga keluar lagi dalam bentuk biji utuh bersama feces Luwak.
    Luwak amat menyukai buah-buahan segar termasuk buah kopi sebagai makanannya. Biji kopi dari buah kopi terbaik itulah yang digemari luwak, setelah dimakan dibuang beserta kotorannya, yang sebelumnya difermentasi dalam perut luwak. Biji kopi seperti ini, pada masa lalu sering diburu para petani kopi, karena diyakini berasal dari biji kopi terbaik dan difermentasikan secara alami. Dan menurut keyakinan, rasa kopi luwak ini memang benar-benar berbeda dan spesial di kalangan penggemar dan penikmat kopi.
  • Luwak termasuk dalam family Viverridae (Civets Family) yang terdiri dari beberapa Genus antara lain Viverra, Prionodon, Paradoxurus, dan Arctictis.
    Hampir semua jenis Luwak terutama dari Genus Paradoxurus dan Arctictis mampu memproduksi kopi luwak. Beberapa species Luwak terdapat di Asia Tenggara, tetapi yang menghasilkan Kopi terbaik adalah Luwak asal Indonesia (Paradoxurus Hermaphrodirus) yang habitat utamanya berada di hutan-hutan Pulau Sumatra dan Jawa.
    Secara tradisional petani memungut kotoran Luwak di sepanjang Bukit Barisan dari Padang sampai Lampung, dan dari pegunungan Gayo Aceh sampai dengan Bukit Tinggi, serta di lereng gunung Ijen di Jawa Timur. Di lokasi-lokasi itulah terdapat perkebunan Kopi yang menjadi habitat Luwak.
    Produksi Kopi Luwak dari tahun ke tahun semakin merosot, seiring dengan merosot-nya populasi Luwak.
    Luwak dianggap sebagai hama, atau binatang perusak, karena selain buah kopi, Luwak juga menyukai buah-buahan lain seperti Pisang,Coklat, Pepaya, dan buah segar lainnya. Perilaku yang demikian menjadikan luwak sebagai binatang hama yang diburu petani.
  • Tidak gampang me-melihara dan me-ngembang biakkan luwak. Melalui serangkaian proses percobaan ”trial and error” yang panjang akhirnya binatang tersebut bisa dipelihara dan dikembangbiakkan. Sampai saat ini kelompok produsen Kopi Luwak yang tergabung dalam Kelompok Kerja Kopi Luwak Lampung Barat telah mempunyai 27 ekor Luwak dewasa dan 11 ekor Luwak kecil, dengan total Produksi per bulan mencapai 250 kg per bulan. Produksi kopi luwak melalui sistem penangkaran luwak ini memberikan jaminan mutu yang jelas, karena dapat dibuktikan asal usulnya dibandingkan jika harus mengumpulkan kopi luwak liar dari kebun-kebun petani.
    Luwak (Paradoxurus Hermaphrodirus) termasuk binatang buas (Carnivora) pemakan daging yang aktif dimalam hari (nocturnal). Selain itu, binatang ini juga menyukai buah–buahan seperti buah aren, Pepaya, Pisang dan buah Kopi. Karena pemakan daging, binatang ini cenderung berperilaku kanibal bila dikumpulkan dengan luwak yang lebih kecil, karenanya kandang dibuat satu per satu. Untuk memenuhi kebutuhan protein, seminggu sekali perlu diberi daging ayam dan selama tidak ada buah kopi, Luwak diberi makan buah-buahan (pisang, pepaya atau lainnya).

    Proses pengolahan Kopi Luwak sama dengan Pengolahan Kopi lainnya. Perbeda annya hanya pada proses giling yang digantikan oleh Luwak.
    Fermentasi terjadi di dalam perut Luwak. Biji kopi tercampur dengan enzim – enzim yang ada dalam perut luwak. Suhu dalam perut luwak membantu proses fermentasi sempurna. Kedua keistimewaan ini menghasilkan aroma cita rasa Kopi Luwak yang enak dan khas disamping kelebihan lain.




2 komentar:

komunitas luwak mengatakan...

siiip lah ...... terus berjuang mempromosikan kopi luwak lambar..... jangan cepat merasa puas ...... dan Jangan mudah terbuai sukses .....
jangan lupa amanat bung Karno "JAS MERAH" JANGAN SEKALI SEKALI MELUPAKAN SEJARAH

Unknown mengatakan...

jaga terus luwak2 diliwa.. musong2 ternyata berdampak pada perekonomian lambar